Friday, March 23, 2012

Kraton Kasunanan Surakarta


Kraton Kasunanan Surakarta:
Terletak dalam satu kompleks dengan Alun-Alun dan Masjid Agung. Sebuah pendapa terbuka besar berdiri megah tepat di seberang alun-alun, sementara bangunan utama kraton berada di belakangnya. Di dalam bangunan utama ini terdapat sebuah museum yang dulunya merupakan kompleks perkantoran pada jaman Paku Buwono X. Bangunan ini terbagi atas 9 ruang pameran yang berisi aneka macam benda dan pusaka peninggalan Kraton, hingga diorama kesenian rakyat dan upacara pengantin kerajaan lengkap dengan berbagai macam peralatannya. Sebuah lorong sempit menghubungkan museum dengan kompleks utama kraton. Untuk menghormati adat istiadatnya, kita tidak diperbolehkan mengenakan celana pendek, sandal, kaca mata hitam, dan baju tanpa lengan. Sandal juga dilepas dan kita harus berjalan tanpa alas kaki di atas pasir pelataran yang konon diambil dari Pantai Selatan.

Jadwal Buka: Senin – Kamis pk 09.00 – 14.00 WIB || Sabtu – Minggu pk 09.00 – 13.00 WIB
Harga Tiket: Bangsal Pagelaran: Rp 2.500, Museum: Rp 8.000, Ijin kamera/video: Rp 3.500

Pura Mangkunegaran:
Karaton indah (Pura=Karaton=lstana) terletak di pusat kota Solo, di antara Jalan Ronggo Warsito, Jalan Kartini, Jalan Siswa, dan Jalan Teuku Umar. Pura Mangkunegaran menyimpan koleksi yang tak ternilai harganya, sebagian besar dari zaman Majapahit (1293-1478) dan Mataram (1586-1755) masa kekaisaran, tarian topeng klasik, wayang orang, pakaian, wayang kulit dan wayang kayu, patung-patung keagamaan, perhiasan dan benda-benda antikserta pusaka-pusaka lainnya. Pura ini terdiri atas dua bangunan utama: Pendapa (Balairung lstana, tempat menerima tamu) dan Dalem (Balairung Utama) yang dikelilingi oleh tempat tinggal para keluarga Raja. Bagian timur disebut Bale Peni tempat tinggal putra/pangeran. Bagian barat dinamakan Bale Warni tempat tinggat para putri. Di dalam Pura juga terdapat Perpustakaan Reksopustoko, berisi naskah-naskah keagamaan dan filsafat yang jarang ditemui, ditulis dalam gaya tulisan Jawa Kuno. Buka: Hari Senin – Sabtu jam 09.00 – 12.00 WIB | Hari Minggu jam 09.00 – 13.00 WIB.

Taman Sriwedari:
Pakubuwono X pada mulanya membuat Taman Sriwedari sebagai tempat rekreasi dan peristirahatan bagi keluarga kerajaan, terinspirasi mitos tentang keberadaan sebuah taman di surga. Pada awalnya, taman ini terletak di sebuah lokasi yang dinamakan Kebon Rojo atau Taman Raja. Saat ini, taman rekreasi ini mempunyai beberapa fasilitas hiburan baik untuk anak kecil maupun dewasa, restoran-restoran kecil, dan stan penjualan suvenir. Di dalam kompleks taman ini juga terdapat sebuah atraksi yang terkenal yaitu wayang orang. Atraksi ini digelar tiap malam, menampilkan penari wayang orang dan penyanyinya.

Taman Balekambang:
Taman yang terletak di Jl. Ahmad Yani ini dulu bernama Partinah Bosch, dibangun oleh kerabat Mangkunegara. Kemudian dinamakan Balekambang karena di taman tersebut terdapat sebuah kolam ikan dan kotam renang yang di tengahnya terdapat rumah istirahat yang nyaman, dikelilingi kebun bunga yang sangat indah. Di samping tempat ini juga terdapat Gedung Kesenian Ketoprak Tradisional Balekambang dan kafe yang dikelola oleh seniman muda Solo. Perpaduan kesenian tradisional dan modern dalam suatu tempat, sebuah keunikan tersendiri.

Festival di Solo:
  


Solo Batik Carnival (SBC) diselenggarakan oleh Solo Center Point Foundation dan Pemerintah Kota Surakarta yang berlangsung di sepanjang Jalan Slamet Riyadi hingga Kantor Balai Kota Solo.. Karnaval ini terinspirasi dari Jember Fashion Carnaval (JFC), sebuah parade peragaan busana di jalanan. Sesuai dengan namanya Solo Batik Carnival, batik dijadikan sebagai sumber ide sekaligus materi utama penciptaan kostum karnaval yang fantastis. Mulai tahun ke-4 Solo Batik Carnival dilaksanakan pada malam hari. Kostum berbahan utama batik yang mewah dan megah serta sorotan lampu warna-warni menjadikan gelaran Solo Batik Carnival semakin istimewa. Tanggal pelaksanaan Solo Batik Carnival selalu berganti tiap tahunnya, namun mulai tahun 2009 Solo Batik Carnival selalu dilaksanakan pada bulan Juni.  


Sekaten: Kata Sekaten berasal dari istilah agama Islam, Syahadatain atau dua kalimat syahadat. Ritual untuk memperingati Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW ini dimeriahkan berbagai pertunjukan dan pasar rakyat yang memasarkan souvenir dan kerajinan tangan lainnya. Ada pula pameran benda-benda pusaka di Pagelaran Keraton. Di bangsal Masjid Agung, dibunyikan gamelan Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sarimulai pukul 09.00-24.00 (istirahat saat masuk waktu salat). Lokasi: Alun-alun Utara Keraton Kasunanan Surakarta. Tahun 2012 sekatenan akan dilaksanakan pada tanggal 30 Januari – 05 Februari 2012.  

GREBEG SUDIRO

Grebeg Sudiro 2012:  Acara yang digelar untuk memeriahkan Tahun Baru Imlek 2012. Gunungan dari ribuan kue keranjang dikirabkan di sekitar Pasar Gede. Puluhan peserta berbusana tradisional Jawa dan Tionghoa mengiringi dengan membawa lampion. Acara dimeriahkan dengan penampilan liong,barongsai dan kesenian lainnya. Lokasi: Kawasan Pasar Gede Solo. Tahun 2012 Grebeg Sudiro akan dilakasanakan pada tanggal 15 Januari 2012  

KIRAB MALAM 1 SURO

Kirab Malam 1 Sura:  Perayaan Tahun Baru menurut Kalender Jawa. Malam 1 Suro jatuh mulai terbenam matahari pada hari terakhir bulan terkahir kalender Jawa (30/29 Besar) sampai terbitnya matahari pada hari pertama bulan pertama tahun berikutnya (1 Suro). Lokasi di Keraton Kasunanan Surakarta dan Pura Kraton Mangkunegaran. Keraton Kasunanan Surakarta: ritual 1 Sura juga dilakukan kirab benda-benda pusaka mengelilingi Benteng Keraton pada dini hari tanggal 8. Yang menarik adalah ikut sertanya beberapa kebo bule (kerbau albino) sebagai cucuk lampah (yang mengawali rombongan peserta kirab). Pura Kraton Mangkunegaran: dilakukan jamasan (pencucian) benda pusaka, kemudian dikirabkan keliling Pura Mangkunegaran.  

BENGAWAN SOLO GETHEK FESTIFAL

Bengawan Solo Gethek Festival 2010: Pagelaran seni dan budaya, baik berupa pertunjukkan seni, budaya maupun lukisan yang merupakan rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun Balekambang. Lokasi: Langengharjo – Jurug  

TINGGALAN DALEM JUMENENGAN

Tinggalan Dalem Jumenengan: Diadakan setiap tanggal 2 Ruwah untuk memperingati hari ulang tahun penobatan raja. Dalam acara ini sang raja duduk diatas dampar di Pendopo Agung Sasanasewaka dengan dihadap oleh para abdi dalem keraton sambil menyaksikan tari sakral ” Tari Bedoyo Ketawang ” yang ditarikan oleh 9 remaja putri yang belum menikah. Para penari terdiri dari para wayahdalem, santanadalem atau kerabat dalem lainnya atau dapat juga penari umum yang memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan.  


GREBEG PASA

Grebeg Pasa: Grebek ini diadakan untuk merayakan hari Raya Idul Fitri 1 Syawal. Acara ini berlangsung setelah melakukan sholat Ied. Prosesi acaranya sama dengan Grebeg Mulud yaitu para abdi dalem mengarak Gunungan dari Keraton ke Mesjid Agung untuk didoakan oleh ulama keraton kemudian dibagikan kepada masyarakat pengunjung.  

SYAWALAN

Syawalan: Syawalan mulai diadakan satu hari setelah hari Raya Idul Fitri dan berlangsung di Taman Satwa Taru Jurug di tepi Bengawan Solo. Pada puncak acara yaitu “Larung Getek Jaka Tingkir” diadakan pembagian ketupat pada masyarakat pengunjung. Pada acara syawalan juga diadakan berbagai macam pertunjukan kesenian tradisional.   

GREBEG BESAR

Grebeg Besar:  Untuk memperingati Ibadah Haji (Idul Adha). Acara ini berlangsung di depan Masjid Agung Solo. Puncak perayaan ditandai saat Hajad Dalem Gunungan dibawa dalam prosesi dari Keraton Surakarta menuju Masjid Agung. Lokasi: Keraton Kasunanan Surakarta – Masjid Agung Keraton Kasunanan Surakarta.

0 komentar:

Post a Comment